Menu Tutup

Sejarah Perkembangan Islam di Afrika

Islam, yang dimulai di Jazirah Arab pada abad ke-7 Masehi, berkembang pesat di seluruh dunia, termasuk Afrika. Sejarah perkembangan Islam di Afrika adalah perjalanan yang melibatkan interaksi antara berbagai kebudayaan, agama, dan kekuatan politik yang telah membentuk benua ini hingga hari ini. Penyebaran Islam di Afrika tidak terjadi dalam satu fase tunggal, melainkan melalui beberapa gelombang yang melibatkan penaklukan militer, perdagangan, dan dakwah damai.

1. Masuknya Islam ke Afrika: Gelombang Pertama

Islam pertama kali masuk ke Afrika melalui jalur perdagangan dan ekspansi militer. Salah satu peristiwa awal yang sangat penting dalam sejarah Islam di Afrika adalah Hijrah ke Habsyah (Ethiopia) pada tahun 615 Masehi. Ketika umat Islam di Makkah menghadapi tekanan dan penganiayaan, mereka pergi ke Habsyah di bawah perlindungan Raja Najasyi. Raja ini, yang memerintah Habsyah pada waktu itu, menerima kedatangan umat Islam dan bahkan melindungi mereka. Ini adalah awal dari pengenalan Islam di Afrika.

2. Penaklukan Afrika Utara

Penyebaran Islam semakin meluas setelah kemenangan pasukan Islam di bawah komando Amr bin Ash pada abad ke-7 Masehi. Pada tahun 641 M, Amr bin Ash menaklukkan Mesir yang saat itu berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Bizantium. Dengan jatuhnya Mesir, Islam menyebar ke seluruh Afrika Utara, termasuk wilayah Tunisia, Aljazair, dan Maroko. Pengaruh Islam semakin kuat di kawasan ini, terutama dengan berdirinya Al-Azhar, universitas Islam terbesar di dunia yang terletak di Kairo, Mesir.

Pada abad ke-8, Islam terus berkembang di kawasan Afrika Utara, menyusul penaklukan wilayah Barca dan Tripoli pada masa Khalifah Utsman bin Affan. Dalam beberapa dekade, hampir seluruh wilayah Afrika Utara jatuh ke tangan Muslim. Dinasti Umayyah memainkan peran besar dalam penyebaran Islam di wilayah ini, yang kemudian meluas ke Andalusia (Spanyol), menunjukkan bagaimana Afrika Utara menjadi jembatan penting antara dunia Arab dan Eropa.

3. Perdagangan dan Dakwah di Afrika Sub-Sahara

Pada abad ke-10 hingga ke-12, Islam mulai menyebar lebih jauh ke Afrika Sub-Sahara, terutama melalui jalur perdagangan trans-Sahara. Pedagang Muslim dari Afrika Utara memainkan peran utama dalam penyebaran agama ini, membawa ajaran Islam ke kerajaan-kerajaan di Afrika Barat, seperti Mali, Ghana, dan Songhai. Para pedagang ini tidak hanya membawa barang dagangan tetapi juga agama, budaya, dan bahasa Arab.

Kerajaan Mali, yang dikenal dengan kekayaan dan kemegahannya, menjadi pusat peradaban Islam di Afrika Barat. Penguasa Mansa Musa, yang memerintah pada abad ke-14, dikenal karena peranannya dalam mendakwahkan Islam. Dalam perjalanan ziarah haji ke Mekkah, ia membawa serta ribuan pengikut, memperkenalkan keindahan dan keagungan Islam kepada banyak orang di sepanjang jalur perjalanannya.

4. Akulturasi Islam dengan Budaya Lokal

Seiring dengan penyebaran Islam, terjadi akulturasi antara Islam dengan budaya dan tradisi lokal. Di banyak bagian Afrika, Islam tidak hanya diterima sebagai agama baru, tetapi juga digabungkan dengan nilai-nilai budaya lokal. Proses ini tercermin dalam bentuk praktik Sufisme, yang sangat berkembang di Afrika, serta dalam tradisi zikir dan seni yang banyak diadopsi oleh masyarakat Muslim Afrika.

Selain itu, praktik Islam di Afrika sering kali melibatkan kompromi dengan elemen-elemen tradisional, seperti pernikahan dan ritual yang memadukan unsur-unsur lokal dengan ajaran Islam. Hal ini menciptakan bentuk-bentuk Islam yang sangat khas di Afrika, dengan variasi yang kaya antara komunitas Muslim di Afrika Utara dan Afrika Sub-Sahara.

5. Peran Islam dalam Pendidikan dan Kebudayaan

Islam juga membawa dampak besar dalam bidang pendidikan dan kebudayaan di Afrika. Pendidikan Islam menjadi sangat penting di banyak kerajaan Islam di Afrika, terutama di wilayah Nigeria, Senegal, dan Ghana. Pesantren dan madrasah berkembang pesat, menyediakan pendidikan agama serta ilmu pengetahuan lain seperti astronomi, matematika, dan kedokteran. Kontribusi besar dalam bidang ilmu pengetahuan datang dari para ulama dan cendekiawan Muslim yang berasal dari Afrika, seperti Ibn Khaldun dan al-Bukhari yang terkenal di seluruh dunia Islam.

6. Islam di Afrika Modern

Saat ini, Islam merupakan agama mayoritas di sebagian besar negara Afrika Utara, seperti Mesir, Aljazair, dan Maroko, serta memiliki populasi besar di negara-negara seperti Nigeria, Senegal, dan Ethiopia. Islam berperan penting dalam kehidupan sosial, politik, dan budaya masyarakat Afrika. Agama ini juga memainkan peran dalam membentuk solidaritas antarnegara Muslim di Afrika, terutama dalam menghadapi tantangan global seperti konflik dan kemiskinan.

Mesir

Umat Islam di negeri ini adalah mayoritas. Dengan jumlah penduduk sebanyak 58,630,000 orang menjadikan negara ini menjadi negara dengan populasi muslim terbesar ke-7 di dunia. Mesir adalah negara yang besar jasanya bagi kemajuan umat Islam di bidang ilmu pengetahuan, pendidikan dan kebudayaan.

Hal ini ditandai dengan didirikannya berbagai perguruan tinggi, dan yang tertua adalah Universitas al-Azhar di Kairo yang didirikan oleh Jauhar al-Khatib as-Saqili pada tanggal 7 Ramadhan 361 H (22 Juni 972 M).  Mesir juga memiliki bangunan-bangunan dengan nilai seni yang tinggi, seperti Al­Qasr Al­Garb (Istana Barat),

Al­Qasr Asy­Syarq (Istana Timur), Universitas Al-Azhar, tembok yang mengelilingi istana, dan pintu-pintu gerbang yang terkenal dengan nama Bab An­Nasr (pintu kemenangan) serta Bab Al­Fath (pintu pembukaan). Di Mesir juga terdapat masjid-masjid yang megah dan indah, misalnya: Masjid Al-Azhar, Masjid Maqis, Masjid Rasyidah, Masjid Aqmar, Masjid Saleh, dan Masjid Raya di Qairawan yang dibangun kembali pada tahun 862 M. Mesir juga biasa disebut: “Jumhuriyah Misr Al­Arabiyah” (Republik Arab Mesir), luas daerahnya sekitar 997,739 km2.  

Aljazair

Bentuk pemerintahannya adalah republik, adapun ibu kotanya adalah Al-Jir, dan bahasa resminya adalah bahasa Arab dan bahasa Perancis. Penduduknya yang beragama Islam berjumlah 99,1 % dari seluruh penduduk. Aljazair diperintah oleh bangsa Romawi semenjak tahun 40 SM, oleh Vandala dari tahun 429 – 534 SM, oleh Bizantium dari tahun 534 – 690 SM, dan akhir abad ke-7 dikuasai umat Islam. Pada tahun 1830 M Aljazair diduduki oleh Perancis, dan baru pada tanggal 3 Juli 1962 memperoleh kemerdekaan.

Semenjak tahun 1980, Aljazair memasuki masa kebangkitan Islam, hal itu ditandai antara oleh:

  • Semangat kehidupan beragama yang meningkat.
  • Perencanaan ekonomi yang lebih sistematis, bahkan menjadikan penduduk menganut minoritas mitos industrialisasi sebagai satu-satunya kekuatan.
  • Berdasarkan kongres partai tunggal di Aljazair, yakni The National Liberation Front (Front Pembebasan Nasional) pada tanggal 27 – 31 Januari 1979, maka diadakan kegiatan-kegiatan:
    • Mendirikan “Pusat Latihan Imam” di Meftah, sebelah Utara Al-Jir.
    • Membangun Universitas Teknik Ultra Modern di Oran; mendirikan pusat perdagangan Ultra modern di Oran; dan membangun pusat perdagangan serta kebudayaan Riyad Al-Feth yang bergaya Barat dan kontroversial di al-Jir.
    • Pembangunan masjid-masjid.

Di Aljazir juga terdapat Kementerian Agama (Wizarah as­Syu’un al­Diniyah) yang tugas utamanya mengembangkan studi Islam dan mengenalkan tradisi Islam serta ideologi Islam. Salah satu kegiatannya adalah menyelenggarakan seminar tentang pemikiran Islam yang pertama di Batna (1969), kedua di Aures (1978), dan ketiga di Al-Jir (1980).

Tunisia

Tunisia terletak di Afrika Utara, bentuk pemerintahannya adalah Republik, adapun ibu kotanya adalah Tunis (dulu bernama Tarsyisy). Penduduknya mayoritas beragama Islam yakni sebanyak 99,4 %. Tunisia diperintah oleh penguasa-penguasa Islam. Pada tahun 1881, Muhammad Sadiq, raja dari kerajaan Husainiyah, menyerah pada Perancis.

Sejak itu, Tunisia menjadi jajahan Perancis hingga memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1956 M. Tunisia mempunyai peranan besar dalam sejarah perkembangan Islam. Melalui lembaga pendidikan Jam’iyah Zaitunah, yang kemudian berubah menjadi Institut Ilmu-Ilmu Islam, kader-kader ulama dididik dan dilatih agar menjadi ulama besar. Lembaga pendidikan tersebut berada dalam pengarahan dan pemerintahan Tunisia.

Sumber: academia.edu

Lainnya