Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Selain dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya dan alam, Indonesia juga memiliki banyak tokoh ilmuwan muslim yang berkontribusi dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa di antaranya bahkan masuk dalam daftar tokoh muslim berpengaruh di dunia versi Pusat Studi Strategi Islam Kerajaan Yordania. Siapa saja mereka? Mari kita simak ulasan berikut ini.
Tri Mumpuni
Tri Mumpuni adalah seorang wirausahawati sosial yang sukses mengembangkan pembangkit listrik mikro hidro di daerah terpencil di Indonesia. Ia adalah pendiri dan direktur eksekutif Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA), sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang energi terbarukan dan pemberdayaan masyarakat. Tri Mumpuni telah membangun lebih dari 80 pembangkit listrik mikro hidro yang mampu menyediakan listrik bagi lebih dari 60.000 orang di 11 provinsi di Indonesia. Ia juga telah membantu membangun pembangkit listrik mikro hidro di Filipina, Timor Leste, dan Afghanistan. Atas karyanya, Tri Mumpuni mendapatkan banyak penghargaan, di antaranya Ramon Magsaysay Award pada 2011 dan Ashden Award pada 2012. Ia juga masuk dalam daftar The Muslim 500 atau Muslim Berpengaruh di Dunia 202112.
Bacharuddin Jusuf Habibie
Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang lebih dikenal sebagai BJ Habibie adalah seorang ilmuwan, insinyur, dan politisi yang pernah menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia ke-3. Ia lahir pada 25 Juni 1936 di Parepare, Sulawesi Selatan. Ia menempuh pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Technische Hochschule Aachen, Jerman. Ia dikenal sebagai ahli dalam bidang teknik penerbangan dan aerodinamika. Ia berhasil mengembangkan pesawat terbang buatan Indonesia, seperti N-250 Gatotkaca dan N-219 Nurtanio. Ia juga mendirikan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Selain itu, ia juga berperan dalam memajukan industri strategis nasional, seperti PT PAL, PT PINDAD, PT LEN, dan PT Dahana. Ia juga dikenal sebagai bapak teknologi informasi Indonesia karena telah memprakarsai pengembangan jaringan internet di Indonesia pada tahun 1993.
Salimul Apip
Salimul Apip adalah seorang ilmuwan muda yang bergerak di bidang biologi molekuler dan genetika. Ia lahir pada 4 April 1988 di Bogor, Jawa Barat. Ia menempuh pendidikan tinggi di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan University of Cambridge, Inggris. Ia berhasil menemukan gen penyebab kanker payudara BRCA1 pada wanita Indonesia dengan menggunakan metode baru yang lebih cepat dan murah daripada metode konvensional. Penemuannya ini mendapatkan penghargaan dari Royal Society of Chemistry pada tahun 2014. Ia juga terlibat dalam penelitian tentang virus Zika, virus Ebola, dan virus corona baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan pandemi COVID-19. Ia saat ini bekerja sebagai peneliti senior di Eijkman Institute for Molecular Biology.
Sangkot Marzuki
Sangkot Marzuki adalah seorang ilmuwan senior yang bergerak di bidang biologi molekuler dan kedokteran. Ia lahir pada 14 Januari 1945 di Padang Panjang, Sumatera Barat.
Ia menempuh pendidikan tinggi di Universitas Indonesia (UI) dan Australian National University (ANU). Ia dikenal sebagai ahli dalam bidang genetika mitokondria, yaitu bagian dari sel yang bertanggung jawab atas produksi energi. Ia berhasil mengidentifikasi berbagai penyakit bawaan yang disebabkan oleh mutasi genetika mitokondria, seperti sindrom Kearns-Sayre, sindrom MELAS, dan sindrom NARP. Ia juga meneliti asal-usul dan migrasi manusia di Indonesia dan Asia Tenggara dengan menggunakan DNA mitokondria sebagai penanda. Ia pernah menjabat sebagai direktur Eijkman Institute for Molecular Biology dan presiden Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI).
Khoirul Anwar
Khoirul Anwar adalah seorang ilmuwan yang bergerak di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Ia lahir pada 5 Mei 1979 di Jember, Jawa Timur. Ia menempuh pendidikan tinggi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Tokyo Institute of Technology, Jepang. Ia dikenal sebagai penemu teknologi 4G LTE-Advanced yang mampu meningkatkan kecepatan transmisi data hingga 10 kali lipat daripada teknologi 4G LTE biasa. Teknologinya ini telah dipatenkan di Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, dan Indonesia. Ia juga telah mengembangkan teknologi 5G yang lebih canggih dan hemat energi. Ia saat ini bekerja sebagai peneliti di Advanced Wireless and Communication Research Center (AWCC), Universitas Gunma, Jepang.