Nama lengkapnya, Imāduddīn Isma’īl ibn ‘Umar ibn Kaṡīr al- Qurasyī al-Buṣrawī, lahir tahun 701 H/1302 M di Mijdal, sebuah tempat di kota Baṣrah. Ayahnya, seorang khatib namun meninggal ketika ia baru berusia empat tahun. Selanjuntnya, Ibnu Kaṡir diasuh dan dididik oleh kakaknya, Syaikh Abdul Wahhab. Pada usia lima tahun, ia diajak pindah ke Damsyik, negeri Syam (Syria) pada tahun 706 H.
Ulama-ulama yang pernah menjadi gurunya adalah: 1) Syaikh Burhanuddin Ibrahim bin Abdirrahman al-Fazari, yang terkenal dengan nama Ibnu al-Farkah (wafat 729 H); 2) Isa bin al-Muṭ’īm di Damsyik, Syria; 3) Ahmad bin Abi Ṭalib, terkenal dengan nama Ibnu Syahnah (walat 730H); 4) Ibnu al-Hajjar (wafat 730 H); 5) Bahauddin al-Qasim bin Muẓaffar bin Asakir, ahli Hadis negeri Syam yang wafat pada tahun 723 H; 6) Ibnu asy-Syirazi; 7) Ishaq bin Yahya al- Amidi Afifuddin, ulama Ẓahiriyah (wafat 725 H); 8) Muhammad bin Zarrad, menyertai
Syaikh Jamaluddin Yusuf bin az-Zaki al-Mizzi (wafat 742H); 9) Syaikhul Islam Taqiyyuddin Ahmad bin Abdil Halim bin Abdis Salam bin Taimiyyah (wafat 728 H); 10) Syaikh Al-Hafiẓ, seorang ahli tarikh (sejarah); 11) Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin ‘Uṡman bin Qayim aż-Ẓahabi (wafat pada tahun 748 H); 12) Abu Musa al- Qarafi, ulama Mesir yang memberi beliau ijazah; 13) Abul Fath ad-Dabbusi, dan; 14) Ali bin Umar as-Sawani.
Murid-murid yang belajar kepadanya juga sangat banyak, salah satu diantaranya Ibnu Haji. Banyak ulama yang memuji Ibnu Kaṡir. Sebagai contoh, Al-Hafiẓ aż-Żahabi dalam kitab Al-Mu’jam al-Mukhtaṣṣ mengatakan: “Ia adalah seorang imam lagi pemberi fatwa, ahli Hadis yang pakar, ahli fikih yang berwawasan luas, ahli tafsir dan memiliki banyak tulisan yang bermanfaat.”
Al-Hafiẓ bin Hajar al-’Asqalānī dalam kitab Ad-Durār al-Kāminah mengatakan: “Ia selalu menyibukkan diri dengan Hadis, menelaah matan dan rijal Hadis. Beliau adalah orang yang memiliki hafalan yang banyak, kecerdasan-nya bagus, memiliki banyak karya tulis semasa hidupnya, dan telah memberikan banyak manfaat kepada orang- orang sepeninggalnya.”
Beberapa karya Ibnu Kaṡir yang terkenal adalah: a) Tafsīr al-Qur`ān, kitab tafsir berbentuk riwayat, telah diterbitkan berulang kali dan telah diringkas oleh banyak ulama; 2) Al-Bidāyah wa an-Nihāyah, terdiri dari 14 jilid, berisi kisah para Nabi dan umat terdahulu, Sirah Nabawiyyah, dan sejarah Islam; 3) At-Takmīl fī Ma’rifat aṡ-Ṡiqat wa Ḍu’afā wa al-Majāhil. Didalamnya terangkum dua kitab karya guru beliau, yaitu Al-Mizzi dan Aż-Żahabi (kitab Tahżibul Kamāl fī Asmā` Rijāl dan kitab Līzan I’tidal fī Naqdir Rijāl); 4) Jamī’ al-Masānid, berisi Musnad Imam bin Hanbal, Al-Bazzar, Abu Ya’la al-Muṣili, Ibnu Abi Syaibah, beserta Kutubus Sittah yang disusun berdasarkan bab-bab fikih; 5) Ṭabaqāt asy-Syafi’iyyah, berisi biografi Imam Asy-Syafi’i, dan; 6) Sirah Nabawiyyah, berisi sejarah Nabi Muhammad Saw.
Menurut Al-Hafiẓ bin Hajar al-’Asqalānī, Ibnu Kaṡir kehilangan penglihatan di akhir hayatnya. Ia wafat di Damaskus, Syam pada tahun 774 H/1373 M.