Menu Tutup

Bolehkah Mengganti Puasa Ramadan pada Hari Jumat?

Puasa Ramadhan adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang mampu. Namun, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang tidak dapat berpuasa di bulan Ramadhan, seperti sakit, haid, nifas, hamil, menyusui, musafir, dan lain-lain. Dalam hal ini, Allah SWT memberikan keringanan bagi mereka untuk mengganti puasa Ramadhan di hari lain setelah bulan Ramadhan berakhir. Hal ini disebut dengan qadha puasa Ramadhan.

Qadha puasa Ramadhan hukumnya adalah wajib bagi seorang muslim yang berhutang puasa Ramadhan. Dalil kewajiban qadha puasa Ramadhan terdapat dalam Al-Quran, Surah Al Baqarah ayat 184 sebagai berikut:

“(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak puasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu ‘anha juga disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW mengganti puasa Ramadhan pada bulan Syawal.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Rasulullah SAW kadang-kadang tidak berpuasa pada bulan Ramadhan sehingga kami berkata: ‘Beliau tidak akan berpuasa.’ Kemudian beliau berpuasa sampai kami berkata: ‘Beliau tidak akan berbuka.’ Dan Rasulullah SAW tidak pernah mengganti puasa pada bulan selain Syawal.” (HR. Bukhari No. 1969 dan Muslim No. 1156)

Lalu, bagaimana hukumnya jika seseorang ingin mengganti puasa Ramadhan di hari Jumat? Apakah boleh atau tidak?

Hari Jumat adalah hari istimewa bagi umat Islam. Hari ini adalah hari raya mingguan yang di dalamnya terdapat banyak keutamaan dan keberkahan. Salah satu ibadah khusus yang dilakukan pada hari Jumat adalah shalat Jumat yang wajib bagi laki-laki muslim yang baligh dan sehat.

Namun, bagaimana dengan puasa pada hari Jumat? Apakah dianjurkan atau dilarang?

Jawabannya tergantung pada jenis puasanya. Jika puasanya adalah puasa wajib, seperti qadha puasa Ramadhan, maka boleh saja dilakukan pada hari Jumat tanpa ada larangan. Namun, jika puasanya adalah puasa sunnah, seperti puasa Senin-Kamis atau puasa Daud, maka tidak boleh dilakukan secara khusus pada hari Jumat saja tanpa mengikutinya dengan hari sebelum atau sesudahnya.

Hal ini berdasarkan hadis-hadis Rasulullah SAW yang melarang umat Islam untuk mengkhususkan hari Jumat untuk berpuasa sunnah. Berikut adalah beberapa hadisnya:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi SAW bersabda: “Janganlah salah seorang di antara kalian berpuasa pada hari Jumat kecuali jika ia berpuasa pada hari sebelum atau sesudahnya.” (HR. Bukhari No. 1985 dan Muslim No. 1144)

Dari Juwairiyah binti al Harits radhiyallahu ‘anha, ia berkata: “Nabi SAW memasuki rumahnya pada hari Jumat dan ia sedang berpuasa. Lalu beliau bertanya, ‘Apakah engkau berpuasa kemarin?’ ‘Tidak’ jawab Juwairiyah. Beliau bertanya kembali, ‘Apakah engkau ingin berpuasa besok?’ ‘Tidak’, jawabnya seperti itu pula. Beliau kemudian mengatakan, ‘Hendaknya engkau membatalkan puasamu.’” (HR. Bukhari No. 1986 dan Muslim No. 1143)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi SAW bersabda: “Tidak ada puasa pada hari dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) dan pada hari Jumat kecuali jika seseorang berpuasa pada hari sebelum atau sesudahnya.” (HR. Abu Daud No. 2414 dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)

Dari Abu Said Al Khudri radhiyallahu ‘anhu dari Nabi SAW bersabda: “Janganlah kalian mengkhususkan malam Jumat untuk beribadah malam dan janganlah kalian mengkhususkan hari Jumat untuk berpuasa kecuali jika kalian biasa berpuasa.” (HR. Muslim No. 1144)

Dari hadis-hadis di atas, dapat dipahami bahwa larangan mengkhususkan hari Jumat untuk berpuasa sunnah adalah untuk menjaga kehormatan dan keistimewaan hari Jumat serta untuk menghindari persamaan dengan orang-orang Yahudi yang menjadikan hari Sabtu sebagai hari suci mereka.

Namun, larangan ini tidak berlaku jika seseorang berpuasa sunnah pada hari Jumat bersamaan dengan hari sebelum atau sesudahnya atau bersamaan dengan puasa sunnah lain yang memiliki keutamaan khusus, seperti puasa Arafah atau Asyura.

Adapun jika seseorang berpuasa wajib pada hari Jumat, seperti qadha puasa Ramadhan, maka tidak ada larangan sama sekali. Hal ini karena puasa wajib lebih utama daripada puasa sunnah dan tidak ada konflik antara kewajiban dan keistimewaan.

Oleh karena itu, boleh saja bagi seseorang untuk mengganti puasa Ramadhan di hari Jumat asalkan ia berniat untuk melaksanakan puasa wajib dan bukan puasa sunnah. Namun, lebih baik jika ia mengganti puasa Ramadhan di hari lain yang lebih mudah dan lebih luas.

Baca Juga: