Menu Tutup

Istidraj: Pengertian, Ciri-Ciri, Contoh, Bahaya dan Cara Menghindarinya

Istidraj adalah istilah yang sering kita dengar dalam agama Islam. Hal ini berkaitan dengan kenikmatan yang kita rasakan dalam hidup. Misalnya diberikan kekayaan, kesehatan, ketenangan, dan kebahagiaan. Namun, ada banyak hal yang tidak kita sadari atas diberikannya kenikmatan tersebut. Sesungguhnya apa yang diberikan oleh Allah SWT selalu ada hikmahnya.

Lalu, apa itu istidraj? Secara singkat, istilah ini merujuk pada suatu kesenangan yang dirasakan oleh umat manusia namun bukan dalam rangka memberinya rahmat, melainkan “jebakan”. Artinya, kenikmatan yang dirasakan bisa saja membuat seseorang menjadi lalai dan melupakan Sang Maha Kuasa yang telah memberikannya kenikmatan itu.

Pengertian Istidraj

Secara bahasa, Istidraj artinya naik dari satu tingkat ke tingkat selanjutnya. Adapun istidraj juga dapat bermakna sebagai sebuah “hukuman” yang diberikan Allah SWT secara berangsur-angsur kepada hamba-Nya. Hukuman itu bisa diberikannya jabatan atau harta yang melimpah yang nantinya akan mengantarkannya pada malapetaka yang lebih besar.

Seperti dijelaskan tentang Istidraj dalam al quran bahwa “Nanti Kami akan menghukum mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.” (Qs Al-Qalam:44). Ayat tersebut menegaskan bahwa umat manusia tidak akan ada yang tahu dari mana hukuman Allah SWT diberikan.

Istidraj terjadi pada orang yang senang bermaksiat. Hal itu disebutkan dalam hadits berikut: “Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad).

Ciri-Ciri Istidraj

Salah satu tanda istidraj adalah mendapatkan kenikmatan yang berlimpah padahal ia sendiri jarang melakukan ibadah. Ketika seseorang merasa kualitas ibadahnya turun namun kenikmatannya terus meningkat, hal itu jelas merupakan ciri-ciri sebuah Istidraj.

Kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT bukan berupa kasih sayang, melainkan murka-Nya. Istidraj adalah dan contohnya tidak sampai disitu. Orang yang jauh dari ibadah dan agama kemungkinan besar tidak akan menyadari murka Allah yang tengah diterimanya dalam bentuk kenikmatan.

Contoh lain dari istidraj adalah orang-orang yang mendapatkan jabatan atau pangkat tinggi namun tidak menggunakan wewenangnya untuk kebaikan. Mereka malah menyalahgunakan jabatan atau pangkatnya untuk memperkaya diri sendiri atau menindas orang lain.

Bahaya Istidraj

Istidraj adalah ujian yang sangat berbahaya bagi umat manusia. Pasalnya, istidraj bisa membuat seseorang menjadi sombong, lupa diri, dan lalai dari kewajiban sebagai hamba Allah SWT. Istidraj juga bisa membuat seseorang menjadi terlena dengan dunia dan melupakan akhirat.

Orang-orang yang terkena istidraj biasanya tidak menyadari bahwa mereka sedang diuji oleh Allah SWT. Mereka mengira bahwa mereka mendapatkan nikmat karena keberhasilan atau usaha mereka sendiri. Mereka tidak bersyukur kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya.

Cara Menghindari Istidraj

Untuk menghindari istidraj, kita harus selalu waspada dan berhati-hati dalam menjalani hidup. Kita harus menyadari bahwa segala nikmat yang kita rasakan adalah dari Allah SWT dan bukan dari diri kita sendiri. Kita harus bersyukur kepada Allah SWT dengan ucapan, perbuatan, dan hati.

Kita juga harus meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT. Kita harus melaksanakan shalat lima waktu dengan khusyuk, membaca Al-Quran dan mengamalkannya, berpuasa, berzakat, dan berhaji jika mampu. Kita juga harus berdoa dan memohon perlindungan Allah SWT dari segala godaan dan fitnah dunia.

Selain itu, kita harus menjauhi segala bentuk kemaksiatan dan maksiat. Kita harus menjaga pandangan, pendengaran, lisan, tangan, kaki, dan hati kita dari hal-hal yang tidak baik. Kita harus berbuat baik kepada sesama manusia dan makhluk ciptaan Allah SWT.

Doa untuk Terhindar dari Istidraj

Salah satu doa yang bisa kita baca untuk terhindar dari istidraj adalah doa Nabi Yunus AS ketika ia berada di dalam perut ikan paus. Doa ini adalah:

لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minazh-zhalimin.

Artinya: Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim.

Doa ini terdapat dalam Al-Quran surat Al-Anbiya ayat 87. Doa ini sangat mustajab karena Allah SWT telah menyelamatkan Nabi Yunus AS dari perut ikan paus setelah ia membacanya.

Selain doa ini, kita juga bisa membaca doa-doa lain yang mengandung permohonan ampunan, perlindungan, dan petunjuk dari Allah SWT. Misalnya:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Rabbana atina fid-dunya hasanah wa fil-akhirati hasanah waqina ‘adhaban-nar.

Artinya: Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.

Doa ini terdapat dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 201.

Kesimpulan

Istidraj adalah kenikmatan yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya yang durhaka sebagai ujian atau hukuman yang berangsur-angsur. Istidraj bisa membuat seseorang menjadi lalai, sombong, dan terlena dengan dunia. Istidraj sangat berbahaya bagi iman dan akhirat seseorang.

Untuk menghindari istidraj, kita harus selalu bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat-Nya dengan ucapan, perbuatan, dan hati. Kita juga harus meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT dengan melaksanakan shalat, membaca Al-Quran, berpuasa, berzakat, dan berhaji jika mampu. Kita juga harus berdoa dan memohon perlindungan Allah SWT dari segala godaan dan fitnah dunia.

Baca Juga: