Menu Tutup

Syekh Burhanuddin Ulakan: Ulama Sufi dan Penyebar Islam di Minangkabau

Syekh Burhanuddin Ulakan adalah salah satu ulama yang berpengaruh di daerah Minangkabau. Ia lahir pada tahun 1646 di Sintuk, Sintuk Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman. Ia merupakan ulama sufi yang mengamalkan dan mengembangkan Tarekat Shatariyah di daerah Minangkabau. Ia juga dikenal sebagai pahlawan pergerakan Islam melawan penjajahan VOC. ¹²

Kehidupan Awal dan Pendidikan

Syekh Burhanuddin lahir dengan nama Pono. Ia berasal dari Ulakan, sebuah kecamatan di Kabupaten Padang Pariaman. Masa kecilnya belum banyak mengenal ajaran Islam, karena orang tua dan lingkungan masyarakatnya masih memeluk agama Buddha. Namun kemudian, atas ajakan dan dakwah seorang pedagang Gujarat yang menyebarkan Islam di Pekan Batang Bengkawas (sekarang Pekan Tuo), Syekh Burhanuddin dan ayahnya masuk Islam. ¹³

Menginjak usia dewasa, Syekh Burhanuddin merantau dan meninggalkan tempat orang tuanya. Ia pernah belajar di Aceh dan berguru kepada Syekh Abdur Rauf as-Singkili, seorang mufti Kerajaan Aceh yang berpengaruh, yang pernah menjadi murid dan penganut setia ajaran Syekh Ahmad al-Qusyasyi dari Madinah. Oleh Syekh Ahmad, keduanya diberi wewenang untuk menyebarkan Islam di daerahnya masing-masing. Selama sepuluh tahun, Syekh Burhanuddin banyak belajar ilmu-ilmu keislaman maupun tarekat dari gurunya, Syekh Abdur Rauf as-Singkili. Ia mempelajari ilmu-ilmu bahasa Arab, tafsir, hadis, fikih, tauhid, akhlak, tasawuf, aqidah, syariah dan masalah-masalah yang menyangkut tarekat, hakikat dan makrifat. ¹⁴

Mendirikan Pesantren dan Mengembangkan Tarekat Shatariyah

Setelah beberapa tahun menuntut ilmu di Aceh, Syekh Burhanuddin kembali ke tempat asalnya, Minangkabau, untuk menyebarkan Islam di sana. Pada tahun 1680, ia kembali ke Ulakan dan mendirikan surau di Tanjung Medan yang terletak di kompleks seluas sekitar lima hektare. Di sana, ia menyebarkan Islam sekaligus mengembangkan Tarekat Shatariyah. Di surau inilah beberapa aktivitas keagamaan dan sosial dilakukan, seperti shalat lima waktu, belajar ilmu agama, musyawarah, berdakwah, termasuk berkesenian dan mempelajari ilmu bela diri. Surau ini kemudian berkembang pesat dan menjadi sebuah pondok pesantren. Syekh Burhanuddin memperoleh penghormatan yang luar biasa oleh masyarakat, sehingga ajaran yang ia bawa mudah diterima di sana. Selain itu, mulai banyak murid dan santri yang berdatangan untuk berguru kepadanya, baik dari wilayah Minangkabau sendiri, Riau, Jambi, Malaka, maupun dari daerah-daerah lain. ¹³

Perjuangan Melawan Penjajahan VOC

Syekh Burhanuddin tidak hanya dikenal sebagai ulama sufi dan penyebar Islam, tetapi juga sebagai pahlawan yang melawan penjajahan VOC. Ia bersama murid-muridnya berperan aktif dalam perlawanan rakyat Minangkabau terhadap VOC yang berusaha menguasai daerah itu. Ia juga membantu Kerajaan Pagaruyung yang saat itu sedang dilanda konflik internal dan eksternal. Ia memberikan nasihat dan bantuan kepada Sultan Muhammad Syah, raja Pagaruyung yang pro-Islam, untuk menghadapi Sultan Abdul Jalil, raja Pagaruyung yang pro-VOC. Ia juga mengirimkan utusan-utusan ke Aceh, Johor, dan Mataram untuk meminta bantuan melawan VOC. ²

Syekh Burhanuddin meninggal pada tanggal 20 Juni 1704 pada usia 58 tahun. Ia dimakamkan di Ulakan, dekat dengan surau yang ia dirikan. Makamnya menjadi tempat ziarah bagi para pengikut Tarekat Shatariyah dan masyarakat Minangkabau pada umumnya. Setiap tahun, pada tanggal 10 Safar, masyarakat melakukan tradisi basapa atau bersafar, yaitu berziarah ke makam Syekh Burhanuddin sebagai ungkapan penghormatan dan pelayanan kepada guru mereka. ¹

Kesimpulan

Syekh Burhanuddin Ulakan adalah ulama sufi dan penyebar Islam di Minangkabau yang berpengaruh hingga kini. Ia lahir pada tahun 1646 di Sintuk, Sintuk Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman. Ia belajar ilmu-ilmu keislaman dan tarekat dari Syekh Abdur Rauf as-Singkili di Aceh. Ia kembali ke Minangkabau dan mendirikan surau dan pesantren di Ulakan. Ia mengembangkan Tarekat Shatariyah dan memiliki banyak murid dan santri dari berbagai daerah. Ia juga berjuang melawan penjajahan VOC dan membantu Kerajaan Pagaruyung. Ia meninggal pada tahun 1704 dan dimakamkan di Ulakan. Makamnya menjadi tempat ziarah bagi para pengikut Tarekat Shatariyah dan masyarakat Minangkabau.

Sumber:
(1) Burhanuddin Ulakan – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Burhanuddin_Ulakan.
(2) Makam Syekh Burhanuddin – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Makam_Syekh_Burhanuddin.
(3) Syekh Burhanuddin, Ulama Minang yang Terkenal karena Tempat Sirih. https://islami.co/syekh-burhanuddin-ulama-minang-yang-terkenal-karena-tempat-sirih/.
(4) Sejarah Syekh Burhanuddin Ulakan – LinkedIn Indonesia. https://id.linkedin.com/pulse/sejarah-syekh-burhanuddin-ulakan-bogie-k-rozaq.

Baca Juga: