Menu Tutup

Takjil dan Iftar: Memahami Perbedaannya

Takjil dan ifthar adalah dua istilah yang sering didengar saat bulan Ramadhan. Meskipun sering digunakan interchangeably, keduanya memiliki makna yang berbeda.

Takjil berasal dari bahasa Arab “ta’jil” yang berarti “mempercepat”. Dalam konteks Ramadhan, takjil merujuk pada kegiatan menyegerakan berbuka puasa. Biasanya, takjil dilakukan dengan menyantap makanan ringan dan minuman untuk mengembalikan energi setelah seharian berpuasa.

Sedangkan ifthar berasal dari bahasa Arab “afthara” yang berarti “membatalkan puasa”. Iftar merujuk pada waktu berbuka puasa itu sendiri, yaitu saat matahari terbenam. Pada waktu ifthar, umat Islam diperbolehkan untuk makan dan minum untuk membatalkan puasanya.

Secara ringkas:

  • Takjil: kegiatan menyegerakan berbuka puasa dengan makanan ringan dan minuman.
  • Iftar: waktu berbuka puasa saat matahari terbenam.

Berikut beberapa perbedaan lainnya:

  • Jenis makanan: Takjil umumnya berupa makanan ringan dan minuman, seperti gorengan, kolak, kurma, dan es teh. Iftar bisa berupa makanan ringan atau makanan berat, seperti nasi, lauk pauk, dan sayur.
  • Waktu: Takjil dilakukan sebelum waktu ifthar, biasanya beberapa menit sebelum matahari terbenam. Iftar dilakukan tepat pada waktu matahari terbenam.
  • Tujuan: Takjil bertujuan untuk mengembalikan energi dan menghilangkan rasa haus dan lapar setelah seharian berpuasa. Iftar bertujuan untuk membatalkan puasa dan memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.

Kesimpulan:

Takjil dan ifthar adalah dua hal yang berbeda dalam tradisi Ramadhan. Takjil adalah kegiatan menyegerakan berbuka puasa dengan makanan ringan dan minuman, sedangkan ifthar adalah waktu berbuka puasa itu sendiri.

Semoga penjelasan ini membantu!

Baca Juga: