Sayyidah Aisyah r.a. adalah putri sahabat Rasulullah Saw. yaitu sahabat Abu Bakar Ash-Shidiq. Ibunya bernama Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir. Beliau sangat dekat dengan ayahnya.
Sifat-sifat yang mennonjol yang dimiliki sayyidah Aisyah ra. antara lain:
- Cerdas dan cantik
- Suci danTaat beribadah
- Sangat dicintai Rasulullah
Sayyidah Aisyah r.a. binti Abu Bakar Ash-Shidiq adalah istri Rasulullah Saw. yang paling muda dan paling terkenal setelah Siti Khadijah. Lahir di Makkah pada tahun 9 sebelum hiijrah. Sayyidah Aisya r.a. lahir setelah masa Jahiliyah. Jadi beliau dilahirkan sudah dalam keadaan Islam karena kedua orangtuanya sudah Islam. Beliau dikenal sebagai Ummul Mukminin (Ibunya orang-orang mukmin). Rasulullah Saw. menjuluki beliau “Al-Humaira” yang artinya kemerah-merahan (kulitnya putih dan pipinya kemerah-merahan). Menandakan Sayyidah Aisyah r.a. (Siti Aisyah) sosok wanita yang cantik.
Ternyata kecantikan sayyidah Aisyah ra, tidak sebatas wajahnya saja, tetapi cantik dalam peringai sopan dan kecerdasan otaknya. Beliau dipilih Rasulullah Saw. sebagai seorang isteri karena selain memiliki kelebihan-kelebihan dibanding wanita pada masa itu, beliau juga termsuk wanita yang ceritanya disucikan dalam al-Qur’an.
Sejarah menyebutkan sayyidah Aisyah ra. wafat pada usia 85 tahun. Pada tanggal 27 Ramadahan hari Senin (malam Selasa). Dimakamkan di Baqi’ setelah shalat witir. Makan Baqi’ adalah makam para sahabat Rasulullah Saw. dan orang-orang alim pada umumnya yang letaknya di sekitar masjid Nabawi Madinah. Yang memimpin shalat jenzahnya yaitu Abu Hurairah r.a.
Kisah Keteladanan Sayyidah Aisyah Ra. Yang Cerdas
Sayyidah Aisyah r.a. adalah teladan bagi kaum perempuan. Beliau sangat cerdas, sabar, dan taat beribadah. Banyak hadis Rasulullah Saw. yang diriwayatkan beliau. maka beliau tempat bertanya sekaligu rujukan para sahabat dan tabi’in yang berkenaan dengan hadis. Karena beliaulah sosok yang paling banyak meriwayatkan hadis
Rasulullah Saw. Salah satu buku hadits yang paling terkenal di dunia Islam, Musnad Imam Ahmad, menghimpun sejumlah besar hadits yang diriwayatkan dari Aisyah.
Abu Musa al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu berkata, “Tidaklah kami para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bingung dalam suatu hadits, niscaya kami bertanya kepada Aisyah, dan pasti kami dapati pengetahuan padanya tentang hal itu.”
Sayyidah Aisyah ra. juga paham agama dan sangt baik pandangannya tentang kemaslahatan umat. Pandangan tentang halal dan haram (ilmu fiqih), syair, dan kesehatan juga beliau miliki. Sejak kecil rasa ingin tahunya sangat besar sehingga menjadi wanita pembelajar. Hidup bersama Rasulullah menjadi semangat Aisyah dalam mendalami ilmu.
Di kota Madinah, sayyidah mendirikan madrasah/ majelis keilmuan sebagai pengajar. Dari madrasah ini banyak lahir ulama terkemuka. Beliau satu-satunya wanita palin cerdas pada zamannya yang patut diteladani saat itu dan saat sekarang.
Kisah Keteladanan Sayyidah Aisyah Ra. Yang Suci Dan Taat Beribadah
Sayyidah Aisyah r.a. Tidak hanya cerdas dan cantik saja, tetapi juga taat beribadah. Oleh karena itu beliau disebut sebagai wanita yang istimewa dan nama beliau ditempatkannya dalam al-Qur’an. Beliau termasuk wanita yang utama selain Siti Maryam dan Siti Asiyah. Rasulullah Saw. bersabda:
”Lelaki yang sempurna jumlahnya banyak. Dan tidak ada wanita yang sempurna selain Maryam bintu Imran dan Asiyah istri Firaun. Dan keutamaan Aisyah dibandingkan wanita lainnya, sebagaimana keutamaan ats-Tsarid dibandingkan makanan lainnya.” (HR. Bukhari 5418 dan Muslim 2431).
Maksud hadis di atas adalah Siti Maryam dan Siti Asiyah adalah wanita yang sempurna. Sayyidah Aisyah ra. adalah pelengkap rasa (garam) di antara semua wanita. Berarti makanan tanpa garam hambar rasanya. Bagitu pula wanita tanpa sayyidah Aisyah ra. akan hambar pula. Maksudnya sayyidah Aisyah r.a, adalah pelengkap dari wanita-wanita yang sempurna tersebut.
Pernah suatu saat terjadi fitnah yang akan menjatuhkan Rasulullah Saw. dan mempertanyakan tentang kesucian istri Rasulullah Saw. (Sayyidah Aisyah r.a.) Hal ini sangat menyakitkan Rasulullah Saw. dan istri Rasulullah Saw. Beliau hanya bisa pertolongan kepada Allah Swt. Setiap malam menangis dan berdoa bersama ayah dan ibunya hingga jatuh sakit. Lalu pikiran beloau tertuju kepada Siti Maryam binti Amran sebgai ssosok wanita yang menjaga kesucian dan kehormatan diri serta ketaannya kepada Allah Swt. juga tidak lepas dari fitnah.
Dikarenakan tidak ada bukti bahwa sayyidah Aisyah r.a. berakhlak buruk sedikitpun, maka penduduk bumi semakin percaya kebaian beliau. Beliau seorang isteri selain menjaga kesuciannya, juga menjadi harta benda suaminya. Rasulullah Saw. semakin mempercayai istrinya yang benar-benar istri yang shalihah. Betapa mulianya sayyidah Aisyah r.a.
Kisah Keteladanan Sayyidah Aisyah R.A. Yang Dicintai Rasulullah Saw.
Sayyidah Aisyah Ra. dilahirkan di rumah yang penuh sinar keimanan. Beliau dibimbing oleh kedua orang tua yang shalih sehingga tumbuh dengan bimbingan agama yang benar dan berbudi pekerti mulia. Yang menjadi pertimbangan Rasulullah Saw. untuk menikah dengan beliau antaralain, disamping dari keluarga shalih, juga berbudi pekerti mulia, dan shalihah. Beliau dilamar Rasulullah Saw. dan menikah pada usia 9 tahun.
Rasulullah Saw. menikah dengan sayyidah Aisyah Ra. di kota Madinah setelah semua umat Islam bergembira atas kemenangan Perang Badar. Pernikahan di- laksanakan pada bulan Syawal tahun ke-2 H. Selama hidup bersama suami beliau semakin menampakkan kebaikan-kebaikan dan kelebihan-kelebihan beliau.
Rasulullah Saw. sangat menyintai istrinya yang masih sangat muda tersebut. Rasulullah berpesan kepada ibu Aisyah, Ummu Ruman, “Hai Ummu Ruman, aku menitipkan Aisyah agar engkau membimbingnya dengan baik. Dan jagalah untukku apa yang ada padanya.” Karena yang berpesan adalah Rasulullah, Ummu Ruman tentu melaksanakannya dengan baik.
Kecintaan Rasulullah Saw. terhadap sayyidah Aisyah r.a. dilatarbelakangi karena kecintaan Raulullah Saw. terhadah ayahanda Aisyah yaitu Abu Bakar Ash- Shidiq. Ayahanda Aisyah sebagai sahabat terdekat Rasulullah Saw. yang rela berkorban iwa raganya untuk kepentingan Islam.
Rasulullah Saw. bersabda:
“Kalau sekiranya aku boleh mengambil kekasih dari kalangan umatku, tentulah aku menjadikan Abu Bakar sebagai kekasihku. Akan tetapi, yang ada adalah persaudaraan Islam serta kasih sayang”. (HR Bukhari no: 466. Muslim no: 2382.)
Pada riwayat lain disebutkan bahwa: “Suatu ketika Amr bin al-Ash bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling engkau cintai?” Beliau menjawab, “Aisyah.” “Dari kalangan laki-laki?” tanya Amr. Beliau menjawab, “Bapaknya.” (HR. Bukhari (3662) dan Muslim (2384))
Begitu mulianya seorang wanita yang dicintai Rasulullah Saw. Semua itu tidak semata-mata kecantikan wajahnya saja tetapi yang lebih penting dari itu adalah kecantikan hati dan budi pekertinya. Sayyidah Aisya ra. memenuhi syarat semuanya dan didukung dari seorang ayah yang sahabat dekat Rasulullah Saw. yaitu sahabat Abu Bakar Ash-Shidiq. Memang sudah menjadi janji Allah Swt. dalam al-Qur’an yang berbunyi:
“… Dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)…”. (QS. an-Nur: 26)