Menu Tutup

Tidak Shalat Saat Puasa, Apakah Puasanya Diterima?

Puasa adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang mampu. Puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa memiliki banyak keutamaan dan manfaat, baik secara spiritual maupun kesehatan. Namun, puasa tidak bisa berdiri sendiri tanpa ibadah lainnya, terutama shalat.

Shalat adalah rukun Islam kedua yang lebih utama dari puasa. Shalat adalah tiang agama dan batas antara Islam dan kafir. Shalat adalah kewajiban yang harus dilakukan lima kali sehari semalam oleh setiap muslim yang baligh dan berakal. Shalat adalah komunikasi langsung antara hamba dan Allah SWT. Shalat adalah penyejuk hati dan pembersih dosa.

Lantas, bagaimana hukumnya orang yang berpuasa tetapi tidak shalat? Apakah puasanya sah atau batal? Apakah puasanya diterima atau sia-sia? Ini adalah pertanyaan yang sering diajukan oleh sebagian orang yang mengaku beragama Islam tetapi tidak melaksanakan shalat dengan berbagai alasan.

Secara hukum fikih, puasa dan shalat adalah dua ibadah yang berbeda dan tidak saling mempengaruhi. Artinya, sah atau batalnya puasa tidak tergantung pada shalat, dan sebaliknya. Puasa sah jika memenuhi syarat dan rukunnya, yaitu:

– Syarat puasa: Islam, baligh, berakal, suci dari haid dan nifas.
– Rukun puasa: niat, menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa.

Shalat sah jika memenuhi syarat dan rukunnya, yaitu:

– Syarat shalat: Islam, baligh, berakal, suci dari hadats dan najis, menutup aurat, menghadap kiblat, masuk waktu.
– Rukun shalat: takbiratul ihram, berdiri bagi yang mampu, membaca al-Fatihah, ruku’, i’tidal, sujud dua kali, duduk di antara dua sujud, tasyahud akhir, salam.

Jadi, secara teori, orang yang berpuasa tetapi tidak shalat puasanya tetap sah dan tidak batal. Namun, hal ini tidak berarti bahwa orang tersebut telah melaksanakan ibadah dengan sempurna. Justru sebaliknya, orang tersebut telah melakukan dosa besar karena meninggalkan shalat.

Meninggalkan shalat adalah dosa besar yang bisa mengeluarkan seseorang dari Islam jika ia mengingkari kewajibannya. Rasulullah SAW bersabda:

“Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat. Siapa yang meninggalkannya maka telah kafir.” (HR. Tirmidzi)

“Antara seseorang dan kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim)

Orang yang meninggalkan shalat karena malas atau lupa tetap dianggap muslim, tetapi ia harus segera bertaubat dan mengqadha shalat-shalat yang ditinggalkannya. Jika ia mati tanpa bertaubat, maka ia termasuk ahli dosa besar yang diserahkan kepada Allah SWT untuk diampuni atau diadzab.

Orang yang berpuasa tetapi tidak shalat juga telah menyia-nyiakan nilai dan pahala puasanya. Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus saja, tetapi juga menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik. Puasa juga harus disertai dengan amalan-amalan lainnya yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, seperti shalat, dzikir, baca Al-Quran, sedekah, dan lain-lain. Rasulullah SAW bersabda:

“Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar, dan berapa banyak orang yang bangun malam (shalat) tidak mendapatkan apa-apa dari bangun malamnya kecuali begadang.” (HR. Ibnu Majah)

Oleh karena itu, orang yang berpuasa tetapi tidak shalat sebaiknya segera menyadari kesalahannya dan memperbaiki diri. Puasa tanpa shalat adalah seperti tubuh tanpa jiwa, atau seperti rumah tanpa pondasi. Puasa tanpa shalat adalah seperti pohon tanpa buah, atau seperti bunga tanpa harum. Puasa tanpa shalat adalah seperti lampu tanpa cahaya, atau seperti mata tanpa penglihatan.

Puasa dan shalat adalah dua ibadah yang saling melengkapi dan menyempurnakan. Puasa membantu kita untuk menjaga shalat dari godaan syahwat dan hawa nafsu. Shalat membantu kita untuk menjaga puasa dari kekosongan dan kesia-siaan. Puasa dan shalat adalah dua ibadah yang menghubungkan kita dengan Allah SWT, yang mencintai hamba-hamba-Nya yang berpuasa dan shalat.

Baca Juga: