Zat Aditif: Apa Itu, Jenis, Manfaat, dan Bahaya

Zat aditif adalah zat atau campuran zat yang ditambahkan ke dalam produk makanan atau minuman untuk meningkatkan penampilan, sifat, dan kualitas makanan. Zat aditif dapat berasal dari alam atau buatan manusia. Zat aditif memiliki berbagai fungsi, seperti memperkaya rasa, warna, dan aroma, menjaga konsistensi dan tekstur, memperpanjang masa simpan, dan menambah nilai gizi. Namun, zat aditif juga dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Jenis-Jenis Zat Aditif

Zat aditif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu zat aditif alami dan zat aditif sintetis atau buatan. Zat aditif alami adalah zat aditif yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, rempah-rempah, dan tanaman herbal. Contoh zat aditif alami adalah garam, gula, cuka, dan rempah-rempah. Zat aditif sintetis adalah zat aditif yang dibuat secara kimiawi di laboratorium atau pabrik. Contoh zat aditif sintetis adalah pewarna, pemanis, pengawet, dan perasa buatan.

Zat aditif juga dapat digolongkan menjadi tiga kategori utama, yaitu:

  • Zat perasa makanan, yaitu zat aditif yang ditambahkan untuk meningkatkan aroma dan memperkuat rasa makanan. Contoh zat perasa makanan adalah monosodium glutamat (MSG), vanilin, dan asam sitrat.
  • Enzyme preparation, yaitu zat aditif yang diperoleh dari ekstraksi tanaman, produk hewani, atau mikroorganisme. Enzyme preparation digunakan untuk mempercepat proses pembuatan makanan, seperti pemanggangan kue, pembuatan jus, fermentasi, dan pembuatan keju.
  • Zat aditif lainnya, yaitu zat aditif yang memiliki fungsi-fungsi tertentu, seperti pewarna, pemanis, pengawet, pengatur keasaman, antioksidan, dan penstabil. Contoh zat aditif lainnya adalah tartrazin, aspartam, natrium benzoat, dan vitamin C.
Baca Juga:  Usaha Apa yang Laris di Tahun 2024?

Manfaat Zat Aditif

Zat aditif memiliki beberapa manfaat, antara lain:

  • Meningkatkan penampilan makanan, sehingga lebih menarik dan menggugah selera. Contohnya, pewarna makanan dapat membuat makanan lebih berwarna-warni dan variatif.
  • Meningkatkan atau menjaga nilai gizi makanan, sehingga lebih sehat dan bergizi. Contohnya, vitamin C dan vitamin E dapat ditambahkan sebagai antioksidan yang dapat mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas.
  • Membuat makanan lebih tahan lama, sehingga dapat disimpan lebih lama tanpa mengalami pembusukan. Contohnya, pengawet makanan dapat mencegah pertumbuhan mikroba yang dapat merusak makanan.
  • Membuat makanan lebih mudah diproses, sehingga dapat menghemat waktu dan biaya produksi. Contohnya, enzyme preparation dapat mempercepat proses pembuatan makanan, seperti pemanggangan kue, pembuatan jus, fermentasi, dan pembuatan keju.

Bahaya Zat Aditif

Zat aditif juga memiliki beberapa bahaya, antara lain:

  • Menimbulkan reaksi alergi, seperti gatal-gatal, ruam, sesak napas, dan anafilaksis. Contohnya, beberapa orang mungkin alergi terhadap pewarna makanan, seperti tartrazin, atau pemanis buatan, seperti aspartam.
  • Menimbulkan gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut. Contohnya, beberapa orang mungkin tidak tahan terhadap MSG, yang dapat menyebabkan sindrom restoran Cina, atau pengatur keasaman, seperti asam sitrat, yang dapat mengiritasi lambung.
  • Menimbulkan gangguan kesehatan jangka panjang, seperti kanker, diabetes, obesitas, dan penyakit jantung. Contohnya, beberapa zat aditif sintetis, seperti pengawet, pemanis, dan pewarna, dapat bersifat karsinogenik, yaitu dapat merusak DNA dan menyebabkan mutasi sel yang dapat berkembang menjadi kanker.
Baca Juga:  Plasma Darah: Pengertian, Komponen, Fungsi, Gangguan, dan Donor

Cara Menghindari Bahaya Zat Aditif

Untuk menghindari bahaya zat aditif, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Membaca label makanan dengan teliti, sehingga dapat mengetahui kandungan zat aditif yang terdapat dalam produk makanan atau minuman. Jika ada zat aditif yang tidak dikenal atau dicurigai berbahaya, sebaiknya hindari produk tersebut.
  • Mengonsumsi makanan segar dan alami, sehingga dapat mengurangi paparan zat aditif sintetis yang berpotensi berbahaya. Contohnya, mengonsumsi buah-buahan, sayuran, daging, dan telur segar, serta memasak makanan sendiri di rumah dengan bahan-bahan alami.
  • Mengonsumsi zat aditif dengan bijak dan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Jangan mengonsumsi zat aditif secara berlebihan atau melebihi batas aman yang ditentukan oleh otoritas kesehatan, seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) atau World Health Organization (WHO).

Sumber:
(1) Apa sih Zat Aditif Itu? Yuk, Ketahui Jenis dan Efeknya bagi Tubuh …. https://www.ruangguru.com/blog/apa-sih-zat-aditif-itu.
(2) Jenis Zat Aditif pada Makanan, Kegunaan dan Efek Sampingnya. https://www.alodokter.com/memahami-zat-aditif-pada-makanan-kegunaan-serta-efek-sampingnya.
(3) Jenis Zat Aditif Alami & Buatan Pada Makanan Serta Contohnya. https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/zat-aditif/.
(4) Pengertian Zat Aditif, Macam, Fungsi, Dampak, dan Contohnya. https://gurusains.com/zat-aditif/.