Menu Tutup

Dalil-Dalil Tentang Taubat

Taubat adalah salah satu amalan yang sangat penting dan mulia dalam Islam. Taubat berarti kembali kepada Allah SWT dengan meninggalkan dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan, serta berusaha untuk memperbaiki diri dan tidak mengulanginya lagi. Taubat adalah bukti dari keimanan, kesadaran, dan kecintaan seorang hamba kepada Allah SWT, yang senantiasa mengharapkan rahmat, ampunan, dan ridha-Nya.

Allah SWT sangat menyukai hamba-hamba-Nya yang bertaubat dan berjanji untuk menerima taubat mereka selama mereka memenuhi syarat-syaratnya. Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa ayat 17:

إِنَّمَا ٱلتَّوْبَةُ عَلَى ٱللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلسُّوٓءَ بِجَهَٰلَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِن قَرِيبٍ فَأُو۟لَٰٓئِكَ يَتُوبُ ٱللَّهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

Artinya: “Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Syarat-syarat taubat yang diterima oleh Allah SWT adalah sebagai berikut:

  1. Meninggalkan perbuatan dosa atau maksiat yang telah dilakukan.
  2. Menyesali perbuatan dosa atau maksiat tersebut dengan hati yang ikhlas dan bersih.
  3. Mengetahui kehinaan dan bahaya perbuatan dosa atau maksiat tersebut bagi diri sendiri dan orang lain.
  4. Berniat kuat untuk tidak mengulangi perbuatan dosa atau maksiat tersebut di masa depan.
  5. Memperbaiki apa yang bisa diperbaiki dari akibat perbuatan dosa atau maksiat tersebut, seperti mengembalikan hak orang lain, meminta maaf, atau membayar kaffarah (tebusan).
  6. Bertaubat hanya karena Allah SWT semata, bukan karena takut manusia, malu, atau motif lainnya.
  7. Bertaubat sebelum terlambat, yaitu sebelum datang ajal atau kiamat.

Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa ayat 18:

Artinya: “Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang”. Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.”

Dalil-dalil tentang taubat tidak hanya terdapat dalam Al-Quran, tetapi juga dalam hadits-hadits yang shahih dari Rasulullah SAW. Berikut adalah beberapa contoh hadits tentang taubat :

  1. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari arah terbenamnya (barat) niscaya Allah akan menerima taubatnya.” (HR. Muslim)
  2. Dari Anas bin Malik RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT berfirman: ‘Hai anak Adam, selama engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, Aku akan mengampuni apa yang telah engkau perbuat dan Aku tidak peduli. Hai anak Adam, seandainya dosamu sampai ke langit, kemudian engkau memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampunimu dan Aku tidak peduli. Hai anak Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa sebanyak isi bumi, kemudian engkau bertemu dengan-Ku tanpa menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku akan memberimu ampunan sebanyak itu pula.’” (HR. Tirmidzi)
  3. Dari Abdullah bin Mas’ud RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala menerima taubat seorang hamba selama napasnya belum sampai di tenggorokan.” (HR. Ahmad)
  4. Dari Abu Musa Al-Asy’ari RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT membuka pintu taubat bagi hamba-Nya hingga matahari terbit dari arah barat.” (HR. Muslim)
  5. Dari Abu Sa’id Al-Khudri RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada seorang pun yang berbuat dosa kemudian ia bersuci dengan baik dan shalat dua rakaat lalu memohon ampun kepada Allah SWT melainkan Allah akan mengampuninya.” Kemudian beliau membaca ayat ini:

وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا۟ فَٰحِشَةً أَوْ ظَلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا۟ ٱللَّهَ فَٱسْتَغْفَرُوا۟ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلُوا۟ وَهُمْ يَعْلَمُون

Artinya: “Dan orang-orang yang apabilamengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran: 135) (HR. Abu Dawud)

Keutamaan dan manfaat taubat sangatlah besar dan banyak. Di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Taubat adalah sebab untuk mendapatkan ampunan dan rahmat Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 222:

إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”

  1. Taubat adalah sebab untuk mendapatkan keberkahan dan kemudahan dalam urusan dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman dalam QS. Hud ayat 52:

وَيَٰقَوْمِ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا۟ مُجْرِمِينَ

Artinya: “Dan hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu, kemudian bertaubatlah kepada-Nya; niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.”

  1. Taubat adalah sebab untuk mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan jiwa. Allah SWT berfirman dalam QS. Ar-Ra’d ayat 28:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

Artinya: “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”

  1. Taubat adalah sebab untuk mendapatkan pahala dan derajat yang tinggi di sisi Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya jika seorang hamba bertaubat kepada Allah SWT, maka Allah mencintainya hingga langit-langit ketujuh.” (HR. Thabrani)

Baca Juga: