Menu Tutup

Waktu Shalat: Kapan Waktu Shalat Dimulai dan Berakhir, Serta Bagaimana Menentukan Arah Kiblat

Shalat adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim lima kali sehari semalam. Shalat merupakan ibadah yang paling utama dan paling dicintai oleh Allah SWT. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Shalat adalah tiang agama. Barangsiapa mendirikan shalat berarti ia telah mendirikan agama (Islam), dan barangsiapa merobohkan shalat berarti ia telah merobohkan agama (Islam).” (HR. Ahmad)

Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam harus menjaga shalat kita agar selalu tepat waktu dan sesuai dengan syarat dan rukunnya. Salah satu syarat shalat yang harus dipenuhi adalah mengetahui kapan waktu shalat dimulai dan berakhir, serta bagaimana menentukan arah kiblat.

Waktu Shalat Dimulai dan Berakhir

Waktu shalat dimulai dan berakhir ditentukan oleh pergerakan matahari di langit. Ada lima waktu shalat fardhu yang harus kita kerjakan setiap hari, yaitu:

– Shalat subuh: dimulai saat terbit fajar (waktu imsak) hingga terbit matahari.
– Shalat dzuhur: dimulai saat matahari telah condong ke barat (tengah hari) hingga bayangan seseorang sama dengan tingginya.
– Shalat ashar: dimulai saat bayangan seseorang sama dengan tingginya hingga matahari belum menguning.
– Shalat maghrib: dimulai saat matahari terbenam hingga hilang cahaya merah di langit barat.
– Shalat isya: dimulai saat hilang cahaya merah di langit barat hingga terbit fajar.

Untuk memudahkan kita mengetahui waktu shalat secara akurat, kita bisa menggunakan jadwal sholat yang disusun berdasarkan perhitungan astronomi atau hisab. Jadwal sholat bisa kita dapatkan dari sumber-sumber yang terpercaya seperti Kementerian Agama, lembaga-lembaga keislaman, media-media online, atau aplikasi-aplikasi smartphone.

Menentukan Arah Kiblat

Arah kiblat adalah arah menghadap Ka’bah di Masjidil Haram, Makkah. Ka’bah adalah bangunan suci yang menjadi pusat ibadah ummat Islam di seluruh dunia. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya rumah pertama (yang dibangun) untuk manusia adalah Baitullah di Bakkah (Makkah), tempa(t) diberkahi-Nya bagi seluruh alam.” (QS. Ali Imran ayar 96)

Mengetahui arah kiblat sangat penting karena salah satu syarat sahnya sholay adalah menghadap kiblat dengan benar. Jika kita tidak menghadap kiblat atau menyimpang dari arah kiblat lebih dari batas toleransi yang ditetapkan oleh ulama³, maka sholay kita tidak sah.

Untuk menentukan arah kiblat, kita bisa menggunakan beberapa cara yang praktis dan mudah, yaitu:

  • Menggunakan kompas: alat ini bisa menunjukkan arah utara dengan jarum magnetiknya. Dari arah utara, kita bisa menghitung sudut kiblat sesuai dengan lokasi kita. Misalnya, untuk kota Jakarta sudut kiblatnya adalah sekitar 293 derajat dari arah utara.
  • Menggunakan aplikasi smartphone: saat ini banyak aplikasi yang bisa membantu kita menentukan arah kiblat dengan akurat dan cepat. Aplikasi ini biasanya menggunakan sensor GPS dan magnetometer yang ada di smartphone kita. Contoh aplikasi yang bisa kita gunakan adalah Muslim Pro, Qibla Finder, Qibla Compass, dan lain-lain.
  • Menggunakan benda-benda alam: jika kita tidak memiliki kompas atau smartphone, kita bisa menggunakan benda-benda alam seperti matahari dan bintang untuk menentukan arah kiblat. Caranya adalah dengan mengamati posisi matahari atau bintang pada waktu-waktu tertentu yang berkaitan dengan waktu shalat. Misalnya:
    • Pada waktu shalat dzuhur di Indonesia bagian barat (termasuk Jakarta), matahari berada tepat di atas Ka’bah. Jadi kita bisa menghadap ke arah bayangan benda tegak seperti tongkat atau pohon untuk menemukan arah kiblat.
    • Pada waktu shalat maghrib di Indonesia bagian barat (termasuk Jakarta), matahari terbenam di sebelah barat daya Ka’bah. Jadi kita bisa menghadap ke arah matahari terbenam untuk menemukan arah kiblat.
    • Pada waktu shalat isya di Indonesia bagian barat (termasuk Jakarta), bintang Canopus (Suhail) berada di sebelah selatan Ka’bah. Jadi kita bisa menghadap ke arah bintang Canopus untuk menemukan arah kiblat.

Baca Juga: